Rabu, 23 September 2009

Gejala Penyakit Daun Padi Menguning

Setelah dilakukan pengujian, pemantauan, dan taksasi kehilangan hasil di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, daun padi yang menguning bukan terkena serangan penyakit tungro. Penyakit tersebut diduga sebagai gejala penyakit kerdil rumput tipe 2 (Rice Grassy Stunt Virus type 2).
Hasil Identifikasi Penyakit
Pengamatan Visual
Hasil identifikasi gejala secara visual menunjukkan kemiripan dengan gejala penyakit tungro, tetapi ada beberapa perbedaan, antara lain: (a) Dalam satu rumpun yang terserang kadang hanya beberapa anakan atau bahkan gejala hanya pada beberapa daun saja, sedangkan pada penyakit tungro biasanya satu rumpun terserang hampir semua anakannya, (b) Gejala kuning kadang hanya terjadi pada daun bawah/daun tua, sedangkan pada penyakit tungro sebaliknya gejala ditunjukkan pada daun muda, dan (c) Tanaman yang terserang pada stadia dewasa daunnya berwarna kuning-oranye, tetapi lebar daun normal, jumlah anakan, dan tinggi tanaman sama dengan tanaman sehat.
Uji Yodium
Hasil uji yodium menunjukkan reaksi yang positif seperti halnya pada daun padi yang terserang tungro. Artinya, terdapat akumulasi pati pada jaringan pembuluh daun tanaman padi yang bergejala kuning tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan gejala tersebut disebabkan oleh serangan patogen dari jenis virus tanaman, karena akumulasi karbohidrat/pati ini merupakan ciri dari aktivitas serangan virus tanaman pada umumnya.
Uji Penularan
Hasil uji penularan menggunakan vektor wereng hijau dengan teknik penularan seperti penularan penyakit tungro, tidak menunjukkan adanya gejala setelah 2 - 4 minggu setelah inokulasi. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit dengan gejala mirip tungro tersebut, tidak dapat ditularkan oleh wereng hijau, berarti bukan merupakan penyakit tungro.
Selanjutnya dilakukan uji penularan dengan menggunakan wereng coklat, yang mengacu pada literatur bahwa penyakit tersebut identik dengan gejala penyakit kerdil rumput tipe 2 (Rice grassy stunt virus 2) yang pernah muncul di Indonesia tahun 1980-an. Penularan dilakukan menggunakan vektor wereng coklat dengan metode test tube. Wereng coklat diberi kesempatan untuk menghisap/makan pada tanaman sakit yang diambil dari lapang, kemudian setelah 7 hari kemudian wereng tersebut dipaksa untuk menghisap/makan pada tanaman sehat berumur 10 hari dengan 2 ekor wereng per tanaman dilakukan dalam tabung uji. Selain 7 hari masa laten virus dalam wereng, juga diuji penularan pada masa laten 8 – 15 hari dengan cara yang sama. Hasil uji penularan menggunakan wereng coklat sebagai vektor sudah menunjukkan gejala yang sama dengan gejala di lapangan. Hasil penularan dengan masa laten 7 hari, setelah 3 MSI menunjukkan insiden penyakit 80%.
Dari hasil uji penularan ini dapat diketahui bahwa penyakit kuning tersebut bukan penyakit tungro, tetapi kemungkinan penyakit RGSV tipe 2 seperti yang pernah terjadi di Jawa Barat pada tahun 1980-an.
Untuk lebih memastikan penyebab penyakit ini, telah dilakukan reinokulasi dari tanaman sakit hasil inokulasi ke tanaman sehat. Hasil reinokulasi ini akan diketahui setelah 2-3 minggu kemudian. Selain itu uji serologi sedang dilakukan di BB Biogen Bogor untuk memastikan bahwa penyakit ini bukan penyakit tungro. Uji molekuler juga akan dilakukan untuk memastikan penyebab penyakit menguning mirip tungro ini yang sebenarnya.
Hasil Pemantauan Penyakit di KP Sukamandi
Hasil pemantauan penyakit padi dengan gejala menguning mirip tungro di Sukamandi pada MH 2006/2007 dengan umur pertanaman mencapai 5 – 7 MST menunjukkan bahwa keberadaan penyakit pada lokasi pengamatan kurang dari 4% dengan rata-rata 2, 02%.
Wereng coklat berkembang lebih baik pada musim hujan. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap penyakit ini perlu ditingkatkan pada musim hujan (MH). Peningkatan populasi wereng coklat dapat dijadikan indikator awal akan meningkatnya serangan penyakit RGSV-II ini. SHD

7 komentar:

Cara mengatasinya bagaimana?

knapa ga kasih penangananya sekalian min

Tidak usah dijelaskan panjang lebar kenapa bisa gini gitu
Yg dbutuhkan adlah bgaimana cra mengatasi pnyakit tersebut karena petani bisa gila kalau hnya dijelaskan smuanya. Itu tdak perlu djelaskan yg perly cara penanganan atau ada solusi obat apa ke

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites